Asuransi tradisional adalah asuransi yang serba pasti dan dijamin, baik proteksinya maupun nilai tunainya (untuk produk yang mengandung nilai tunai).
Asuransi tradisional sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu term life (berjangka), whole life (seumur hidup), dan endowment (dwiguna). Term life tidak mengandung nilai tunai sama sekali, alias preminya hangus. Sedangkan whole life dan endowment mengandung nilai tunai yang dijamin.
Adanya nilai tunai yang dijamin inilah yang menjadi pembeda utama antara asuransi tradisional dengan unit link. Pada unit link, nilai tunainya atau investasinya tidak dijamin, dan ini dapat berpengaruh pada proteksinya serta premi yang dibayar.
Jika diringkas perbedaan antara asuransi tradisional dengan unit link, berikut ini ada empat perbedaan, yang mana itu sekaligus menjadi empat keunggulan asuransi tradisional.
- Jelas preminya
- Jelas masa bayarnya
- Jelas masa perlindungannya
- Dijamin nilai tunainya (untuk produk Whole Life dan Endowment)
1. Jelas Preminya
Pada asuransi tradisional, jika disebut preminya 10 juta per tahun, maka memang persis 10 juta per tahun, tidak akan berubah dan tidak akan diminta tambah.
Pada unit link, ada kemungkinan premi harus ditambah top up di masa depan, jika nilai investasi habis dan saat itu biaya asuransi sudah lebih besar dari premi. Penambahan top up juga bisa terjadi lebih cepat jika perusahaan asuransi melakukan repricing (kenaikan biaya asuransi), seperti yang telah pada produk unit link yang mengandung rider kesehatan sesuai tagihan.
2. Jelas Masa Bayarnya
Pada asuransi tradisional, jika disebut masa pembayaran preminya 10 tahun, maka memang 10 tahun, tidak akan diminta bayar lagi setelah itu. Jika disebut 20 tahun, maka memang 20 tahun masa bayarnya.
Pada unit link, masa pembayaran premi tidak bisa disebutkan berapa tahun. Bahkan jika disebut bayar seumur hidup pun masih kurang tepat, karena walaupun preminya dibayar terus, masih mungkin nilai investasi habis dan polis lapse.
Jika ada yang bilang masa bayar unit link cukup 7 tahun atau 10 tahun, itu penjelasan yang keliru (mis-selling). Walaupun setelah itu memang berhenti bayar, sebenarnya itu hanya cuti premi, dan cuti premi itu sifatnya sementara (sama seperti cuti kerja). Selama cuti premi, biaya-biaya asuransi tetap dipotong dari nilai investasi atau saldo. Polis aktif selama nilai investasi masih ada, dan lapse (batal, berakhir) jika nilai investasi habis. Sebelum nilai investasi habis, jika masih ingin diproteksi, maka pembayaran premi harus dilanjutkan.
3. Jelas Masa Perlindungannya
Pada asuransi tradisional, jika disebut masa perlindungannya 20 tahun, maka memang benar 20 tahun, selama premi dibayar sesuai masa bayar. Jika disebut masa perlindungan sampai usia 99 tahun, maka memang benar sampai usia 99 tahun, selama premi telah dibayar sesuai masa pembayaran.
Pada unit link, masa perlindungan tergantung nilai investasi. Selama nilai investasi cukup untuk membayar biaya asuransi dan administrasi bulanan, polis aktif. Tapi jika nilai investasi tidak cukup, maka polis berakhir, kecuali jika ditambah top up.
4. Dijamin Nilai Tunainya
Pada asuransi tradisional (whole life dan endowment), nilai tunai dijamin sesuai yang tertera pada ilustrasi dan akan tertera pula di polis. Risiko investasi ditanggung perusahaan asuransi. Apa pun yang terjadi pada kondisi pasar, nilai tunai tetap sesuai yang tertera di polis, menjadi janji yang harus ditunaikan oleh perusahaan asuransi.
Pada unit link, nilai tunai tidak dijamin, risiko investasi ditanggung nasabah. Dan keberadaan nilai investasi berpengaruh pada kelangsungan proteksi. Jika nilai investasi habis, proteksi berakhir. Jika ingin proteksi terus berlanjut, nasabah harus menyetor top up sebesar biaya asuransi yang dikenakan pada saat itu, dan nilai biaya asuransi ini naik setiap tahun seiring usia.
Demikian empat perbedaan utama antara asuransi tradisional dengan asuransi unit link. []
Baca juga:
Untuk konsultasi tentang asuransi Manulife, silakan menghubungi saya:
Asep Sopyan (Business Director Manulife)
HP/WA: 082-111-650-732 | Email: asep_sopyan@manulife.co.id | Youtube: Asep Sopyan
Atau