Dalam ajaran agama, misalnya Islam, meninggal dalam keadaan punya utang itu bisa menghalangi seseorang masuk surga. Bahkan walaupun dia meninggal dalam keadaan syahid, yang dalam kondisi normal akan langsung masuk surga, kalau punya utang akan tertahan sampai utangnya dilunasi.
Jadi, utang itu boleh dikata sama dengan dosa, karena bisa mencegah masuk surga.
Bagaimana caranya agar orang tidak meninggal dalam keadaan punya utang?
Ada tiga cara.
Pertama, tidak berutang sama sekali, apa pun yang terjadi.
Banyak orang berutang karena keinginan. Lihat barang bagus di toko, langsung gesek kartu kredit. Sambil rebahan gulir-gulir toko online, langsung check out dengan paylater.
Banyak juga orang yang berutang karena kebutuhan. Misalnya beli rumah atau mobil pertama, atau saat anak masuk sekolah.
Yang tak boleh diabaikan adalah utang karena keterpaksaan. Misalnya tiba-tiba sakit dan harus dirawat di rumah sakit, tapi tidak punya tabungan atau tabungan tidak mencukupi.
Kembali ke cara pertama ini, maka apa pun yang terjadi, jangan sampai berutang. Abaikan keinginan beli barang ini itu jika tidak punya uang. Lebih baik tidak punya televisi di rumah daripada harus berutang. Tunda kebutuhan beli rumah atau mobil jika uang belum cukup. Anak disekolahkan di sekolah negeri saja biar gratis. Lebih baik ngontrak seumur hidup daripada beli rumah dengan cara dicicil. Lebih baik ke mana-mana naik angkutan umum daripada harus kredit mobil. Bahkan walaupun sakit keras, jika tidak ada biaya, lebih baik tidak diobati daripada harus berutang. Diobati pun belum tentu sembuh, malah bisa mati meninggalkan utang.
Tidak berutang sama sekali adalah cara pertama agar tidak mati dalam keadaan punya utang.
Cara pertama ini hanya efektif kalau penghasilan anda jauh lebih besar daripada pengeluaran dan hidup anda baik-baik saja tidak pernah kena musibah.
Kedua, miliki asuransi kesehatan
Ada orang-orang yang berprinsip anti-utang, bahkan cenderung mengharamkan utang. Arisan pun dilarang karena menimbulkan utang. Keinginan bisa ditahan, dan kebutuhan yang tidak darurat mungkin bisa ditunda.
Tapi ujian terbesar bagi orang yang memegang prinsip ini akan muncul saat anak sakit, sementara uang tunai tidak di tangan. Jika diri sendiri yang sakit mungkin masih bisa ditahan, kalau anak yang sakit masa mau dibiarkan tanpa pengobatan?
Satu cara supaya tidak berutang saat keluarga sakit adalah dengan memiliki asuransi kesehatan. Jika dana terbatas, ada JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dari BPJS Kesehatan. Jika ingin pelayanan yang lebih cepat dan lebih baik, ambil asuransi kesehatan swasta. Dan untuk antisipasi jika kena sakit berat (seperti kanker, jantung, stroke), lengkapi JKN atau asuransi kesehatan dengan asuransi penyakit kritis.
Jangan khawatir, asuransi bukan utang, malah asuransi adalah salah satu cara mencegah utang.
Ketiga, jika terlanjur punya utang, iringi dengan asuransi jiwa.
Kebanyakan orang membeli rumah dan mobil dengan utang, tapi kabar baiknya untuk utang sebesar ini sudah dilambari dengan asuransi jiwa kredit. Asuransi jiwa kredit adalah cara untuk melindungi bank selaku pemberi utang, sekaligus melindungi keluarga pengutang dari penyitaan aset jika tak mampu bayar karena meninggal dunia.
Di luar itu, kita tak pernah tahu kapan akan berutang. Mungkin saat anak masuk sekolah, atau rumah bocor dan harus direhab, atau saat ada kesempatan untuk mengembangkan bisnis. Apa pun itu, jika terlanjur punya utang atau akhirnya harus berutang, iringi utang tsb dengan asuransi jiwa. Uang pertanggungan yang diambil minimal sama dengan jumlah utang, lebih baik lagi dilebihkan.
Asuransi jiwa memberikan sejumlah uang jika tertanggung meninggal dunia. Uang ini bisa digunakan untuk membayar utang tertanggung.
Syarat untuk bisa memiliki asuransi jiwa adalah sehat dan punya uang untuk membayar preminya. Artinya, jika ada orang bikin utang karena terpaksa ketika sakit dan ingin mengiringi utangnya itu dengan asuransi jiwa, itu sudah terlambat.
Demikian. []
Jika anda sudah mencoba cara 1 tapi tak berhasil, cobalah cara 2 dan 3. Di Manulife tersedia baik asuransi kesehatan (MIUHC), asuransi penyakit kritis (MIUCC), maupun asuransi jiwa (PAP atau MEA). Semua itu adalah cara untuk mencegah dari utang jika momen terpaksa itu tiba.
Untuk konsultasi tentang asuransi Manulife, silakan menghubungi saya:
Asep Sopyan (Business Director Manulife)
HP/WA: 082-111-650-732 | Email: asep_sopyan@manulife.co.id | Youtube: Asep Sopyan
Atau